Kamis, 03 September 2020

Kemuhammadiyahan 5. 2. A

 KEMUHAMMADIYAHAN BAB 2

MENGENAL TOKOH TOKOH MUHAMMADIYAH


          Marilah kita terlebih dahulu mengenal tokoh tokoh Muhammadiyah agar kita bisa meneladani.

A. KH. MAS MANSYUR

         Pada tahun 1906, ketika Mas Mansyur berusia 10 tahun, dia dikirim oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan, Madura. Disana dia mengkaji Al quran dan mendalami kitab Alfiyah Ibnu Malik kepada Kiai Khalil. Kurang lebih dua tahun, Kiai Khalil meninggal dunia, sehingga Mas Mansyur kembali ke Surabaya.

     Pada mulanya ayah Mas Mansyur tidak mengijinkanya ke Mesir karena citra mesir (Kairo) saat itu kurang baik dimata ayahnya. Namun, Mas Mansyur tetap berangkat tanpa izin orang tua. Oleh karena itu, dia sering berpuasa Senin dan kamis dan mendapatkan uang dan makan dari masjid masjid.

      Di Mesir beliau belajar di Perguruan Tinggi  Al - Azhar pada Syaikh Ahmad Maskawih. Suasana pada saat itu sedang gencar gencarnya membangun dan menumbuhkan semangat kebangkitan nasionalisme dan pembaharuan. Beliau memanfaatkan kondisi ini dengan membaca tulisan tulisan yang tersebar di media massa dan mendengarkan pidato pidatonya. Sebelum pulang ke tanah air terlebih dahulu beliau singgah di Makkah selama satu tahun dan pulang ke Indonesia pada tahun1915. Lalu, ia menikah dengan putri  Haji Arif yaitu Siti Zakiyah yang tinggalnya tidak jauh dari rumahnya. Disamping itu, beliau juga menikah dengan Halimah.

      Peristiwa yang beliau saksikan dan alami di Makkah, yaitu terjadinya pergolakan politik, dan di Mesir, yaitu munculnya gerakan nasionalisme. Ia dipercaya menjadi penasehat Pengurus Besar SI. Pikira pikiran pembaharuanya dituangkan dalam media massa. majalah yang pertama kali diterbitkan bernama Soeara Santri. Pada tahun1921, beliau masuk organisasi Muhammadiyah. beliau pernah menjadi ketua cabang Muhammadiyah Surabaya, setelah itu menjadi Konsul Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur. Puncaknya adalah ketika Mas Mansyur menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah pada tahun 1937 - 1943. Yang dikukuhkan dalam kongres Muhammadiyah ke-26 di Jogjakarta bulan Oktober 1937.

      banyak hal pantas dicatat sebelum Mas Mansyur terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah. Beliau bertindak disiplin dalam organisasi. sidang - sidang pengurus Besar Muhammadiyah selalu diadakan tepat pada waktunya. Kepemimpinanya ditandai dengan kebijaksanaan baru yang disebut Langkah Muhammadiyah 1938 -1949. Ketika pecah perang kemerdekaan, Mas Mansyur belum sembuh benar dari sakitnya. Namun beliau tetap ikut berjuang memberika semangat pada barisan pemuda untuk melawan kedatangan tentara Belanda 9NICA). Akhirnya beliau ditangkap dan dipenjara di Kalisosok. kemudian beliau meninggal ditahanan pada tanggal 25 april 1946. Jenazah beliau dimakamkan di Gipo Surabaya. 


Nah, sekarang kalian cukup membaca dan memahami materi diatas ya.....

Serta kalian catat hal - hal yang menurut kalian penting di buku tulis kalian !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar